Harry Potter - Golden Snitch
Adsense Indonesia Adsense Indonesia Adsense Indonesia Adsense Indonesia

Jumat, 17 Desember 2010

Sejarah yang Hilang: Kejayaan Ilmuwan Islam Abad ke-8 s/d 16


Quantcast

Don’t judge the book by its title! Pelesetan dari don’t judge the book by its cover mungkin sangat tepat diberikan kepada buku terbitan Gramedia Pustaka Utama (2009) dengan judul yang sangat panjang: Ilmuwan-ilmuwan Muslim Pelopor Hebat di Bidang Sains Modern dengan tambahan “dari Musa al-Khawarizmi di bidang matematika sampai Ibnu Sina di bidang ilmu kedokteran,” dan tambahan lagi: “kisah-kisah yang perlu diingat kembali.”
Dari judulnya, kita akan mengira buku ini akan menceritakan kiprah para ilmuwan Muslim dengan hasil karyanya secara terperinci. Ketika kita sudah membaca setengah dari buku ini, kita akan menyadari bahwa bukan seperti itu yang dimaksud oleh penulisnya Ehsan Masood. Buku ini justru membahas cukup komprehensif mengenai sejarah dan perkembangan sains selama masa-masa kekalifahan setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW 632 M dan setelah masa-masa empat kalifah (Khalifaur-rasyidin), terutama pada masa Dinasti Abbasiyah (750 – 800 M). Judul aslinya dalam bahasa Inggris sudah sangat tepat: Science and Islam, a History.

Masood yang pernah datang ke Jakarta pada November 2007 atas undangan The Wahid Institute adalah seorang penulis dan jurnalis muslim keturunan Pakistan yang lahir pada Agustus 1967 di London dan saat ini tinggal di kota kelahirannya itu. Ia adalah penulis di majalah Nature (bahkan pernah menjadi salah seorang editornya) dan Prospect, serta pembuat situs Opendemocracy.net. Ia juga mengajar di Imperial College London dan menjadi penasihat untuk the British Council dalam bidang sains dan hubungan kebudayaan.

Masood membuka bukunya dengan keruntuhan Romawi dengan luluh lantaknya Kota Roma oleh serangan Alaric raja Jerman dari suku Visigoth pada 410 M, dan dipindahkannya ibukota Romawi ke Konstantinopel 66 tahun setelah serangan itu oleh kaisar Romawi terakhir Romulus Augustus. Mulai saat itulah para ahli sejarah menuliskannya sebagai Zaman Kegelapan, zaman ketika peradaban barat tanpa ilmu, sastra, atau bahkan kehidupan yang beradab. Padahal pada masa-masa Zaman Kegelapan Eropa itulah, tidak jauh di Timur Tengah, tumbuh suatu peradaban yang memunculkan temuan-temuan di bidang sains, teknologi, kedokteran dan filsafat yang – sayangnya – tidak diakui (atau setidaknya) diabaikan oleh para sejarawan Barat.
Namun demikian, akhir-akhir ini banyak penulis Barat yang mulai menyadarinya. Masa-masa itu disebut sebagai “sejarah yang hilang” oleh Michael Hamilton Morgan dari New Foundation of Peace (National Geographic, 2006), atau bahkan sebagai “pencurian sejarah” oleh sejarawan Jack Goody (halaman 2). Menarik juga komentar Prince of Wales (Pangeran Charles) dalam pidatonya di Oxford University 27 Oktober 1993: “Bila ada banyak kesalahpahaman di dunia barat tentang hakikat Islam, maka banyak juga ketidaktahuan tentang utang kebudayaan dan peradaban kita kepada dunia Islam. Saya rasa ini adalah kegagalan yang berakar dari ditutupinya sejarah yang kita warisi selama ini.” (kutipan pembuka Bab 1: Mitos Zaman Kegelapan, halaman 1).

Bab utama buku ini adalah Bab 5: “Sang Khalifah Sains” yang membahas bagaimana kiprah Khalifah Al-Ma’mun yang berkontribusi besar dalam kejayaan sains. Putra Khalifah Harun al-Rasyid yang bagi kita lebih dikenal melalui Cerita 1001 Malam, menduduki kekuasaannya setelah membunuh saudaranya sendiri. Tetapi ialah yang meletakkan kaidah-kaidah sains yang akan menjadi pelopor sains modern. Sang khalifah sendiri tergila-gila kepada Aristoteles, filsuf besar Yunani. Pada masa kekhalifahannya yang berpusat di Baghdad, ia mengutus para ilmuwan untuk mencari buku-buku dari Barat (Yunani), termasuk dari India atau Persia, untuk diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.
Penerjemahan buku-buku itu ke dalam bahasa Arab menghasilkan buku-buku yang menjadi landasan sains di dunia Islam. Hal itu karena para ilmuwan muslim tidak hanya sekadar menerjemahkan karya-karya ilmuwan Eropa, tetapi juga melakukan kritik dan membuat eksperimen-eksperiman baru yang kelak justru membantah temuan-temuan ilmuwan Yunani dan menghasilkan temuan-temuan baru yang brilian. Lucunya, kelak setelah masa-masa kejayaan kekhalifahan surut, karya-karya berbahasa Arab ini kembali dipelajari ilmuwan-ilmuwan Barat dan kemudian memunculkan ilmuwan-ilmuwan yang dalam sejarah diakui hebat seperti Galileo, Copernicus, termasuk Newton yang lebih modern. Dalam pelajaran sejarah kita, kita akan mendapati bahwa perkembangan sains dan teknologi seolah-olah selalu berasal dari ilmuwan-ilmuwan Yunani dan lalu meloncat ke ilmuwan-ilmuwan Renaisance mulai seangkatan Newton dan kawan-kawan; melupakan masa-masa perkembangannya di dunia Arab (Islam).

Pada masa Abbasiyah inilah diperkenalkan penggunaan kertas yang berasal dari China secara luas sehingga buku-buku lebih banyak dibuat. Sistem angka Arab yang kita kenal sekarang (0123456789) diperkenalkan oleh al-Kindi yang justru menyebutnya sebagai angka India. Dari sistem angka India yang memperkenalkan angka 0 inilah kemudian muncul aljabar oleh Al-Khawarizmi. Penggunaan sistem angka India itulah yang memberikan sumbangan revolusi sains yang luar biasa. Temuan-temuan dan pengukuran-pengukuran semakin akurat, terutama di bidang astronomi yang memang sangat diperlukan di dunia Islam untuk penentuan waktu-waktu shalat, awal Ramadhan, termasuk arah kiblat yang akurat.
Memang dengan mengusung aliran rasionalisme yang dianut Khalifah Al-Ma’mun dan beberapa ilmuwannya, akhirnya beberapa tokoh muslim tradisional menilai perkembangan sains telah menjauhkan penggunanya dari nilai-nilai keagamaan. Bahkan termasuk Ibnu Sina (Avicennia) sendiri yang terkenal dengan Kanun Kedokteran yang menjadi rujukan kedokteran barat selama berabad-abad, menjadi takabur dengan meyakini bahwa Tuhan dengan sengaja telah membuat dirinya lebih cerdas daripada orang lain, dan harus selalu pasti bahwa ada penjelasan fisika dibalik mukzizat (halaman 88).
Tetapi Ibnu Sina juga yang diduga pertama kali menemukan hukum superposisi pada abad ke-11, bahwa lapisan batuan yang berada di bawah akan berumur lebih tua; jauh sebelum menjadi salah satu Hukum Steno yang dipostulatkan pada abad ke-17. Survival for the fittest yang dijadikan salah satu argumen Darwin untuk Teori Evolusinya, bahkan pernah dilontarkan oleh al-Jahiz yang menerbitkan Kitab al-Hayawan (Buku Dunia Hewan) pada abad ke-9.
Buku ini membawa kesan bahwa jika ingin memajukan sains harus dimulai dari keinginan penguasa untuk memajukannya. Ilmuwan-ilmuwan muslim selama zaman kekhalifahan itu berhasil berjaya berkat dukungan pemerintah atas usaha-usahanya. Maka ketika Baghdad diserbu cucu Jengis Khan, Hulaku Khan (walaupun kemudian menjadi muslim dan bahkan ikut memajukan sains dan ilmu pengetahuan), inkuisisi Islam di Spanyol, dan berbagai konflik di kalangan berbagai aliran Islam sendiri, perkembangan sains kembali bergeser ke Eropa. Justru temuan-temuan para ilmuwan muslim itu berbalik seolah-olah menjadi bumerang ketika setelah Revolusi Industri di abad ke-18 kolonialisme menjajah negara-negara Islam.

Masood menutup bukunya dengan kalimat, “Jika sains ingin dikembalikan ke berbagai negara Islam, sains harus dilakukan tanpa mencampuri hak seseorang untuk memilih agamanya masing-masing.”
Sebagai penutup, sangat menarik bahwa buku ini diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama (Kelompok Kompas Gramedia), penerbit yang rasanya jarang sekali menerbitkan buku-buku bertemakan Islam. 

**********************

Kaca dan cermin digunakan di Spanyol Islam. Orang-orang Venesia belajar tentang seni membuat peralatan berbahan gelas yang bagus dari seniman-seniman pembuat kaca dari Syria selama abad ke-9 dan ke-10. Namun yang diketahui umum cermin dan kaca diproduksi pertama kali tahun 1291 di Venesia.
Dikatakan pula bahwa pada abad ke-17 Isaac Newton mengadakan penyelidikan tentang prisma, lensa-lensa dan cahaya. Padahal dalam abad ke-11 Al-Haytham telah menetapkan hampir segala sesuatu yang dikemukakan oleh Isacc Newton mengenai ilmu optik itu, jauh berabad-abad sebelumnya, dan Al-Haytham dihormati oleh banyak penguasa pada masa itu sebagai “penemu optik.” Demikian juga mengenai penyelidikan tujuh variasi warna yang dibiaskan oleh prisma, selain telah lebih dulu dipelajari oleh Al-Haytham, pada abad ke-14 Kamal Ad-Din juga melakukannya.
Ada dugaan kalau Newton sedikit dipengaruhi oleh Al-Haytham. Al-Haytham adalah ilmuwan fisika yang paling banyak dijadikan referensi di Abad Pertengahan. Pekerjaan-pekerjaannya digunakan dan dikutip oleh sebagian besar sarjana-sarjana Eropa selama abad ke-16 dan 17, tidak sebanding dengan Newton dan Galileo seandainya digabungkan.
Dalam abad ke-16 dikatakan bahwa Leonardo Da Vinci menjadi pendiri ilmu geologi ketika ia mencatat fosil-fosil yang ditemukan di pegunungan yang diindikasi sebagai asal-muasal cairan bumi. Tetapi kenyataanya pada abad ke-11, Al-Biruni membuat dengan tepat perngamatan ini dan menambahkannya ke dalam ilmu geologi, termasuk sebuah buku yang sangat besar, ratusan tahun sebelum Da Vinci dilahirkan. Ibnu Sina mencatat hal ini dengan baik. Jadi sangat mungkin kalau Da Vinci pertama kali belajar konsep ini dari terjemahan buku-buku Islam ke dalam bahasa Latin. Da Vinci tidak menambahkan pengetahuan apa pun yang asli dari dirinya.

1030
Jauh sebelum Paracelsus (abad ke-16) dikatakan menemukan candu yang disuling untuk anesthesia, dokter-dokter Islam sudah memperkenalkan nilai anestetik dari candu asli selama Abad Pertengahan. Candu mula-mula digunakan sebagai bagian dari anestetik oleh orang Yunani. Paracelus adalah seorang murid yang memperlajari pekerjaan-pekerjaan Ibnu Sina, dan dari situlah hampir dipastikan dia memperoleh ide ini.

1050
Konsep keterbatasan materi alam pertama kali ditekuni oleh Al-Biruni, seorang sarjana besar Islam dari Persia dalam tahun 1050. Konsep mengenai wujud materi alam yang bisa berubah namun massanya tetap, seperti air yang jika dipanaskan akan berubah menjadi uap, namun massa total tetap sama. Tapi dikatakan bahwa penemunya adalah Antione Lavoiser pada abad ke-18, padahal Lavoiser adalah seorang murid dari para ahli ilmu kimia dan fisika Muslim pada masanya dan sering mengambil referensi dari buku-buku mereka.
Disebutkan bahwa Nicolas Desmarest pada tahun 1756 adalah orang pertama yang mempelajari tentang pembentukan geologi lembah-lembah, dengan teorinya bahwa lembah-lembah itu dibentuk dalam suatu periode yang lama oleh waktu dan aliran udara. Padahal Ibnu Sina dan Al-Biruni membuat dengan tepat penemuan itu dalam abad ke-11, 700 tahun sebelum Desmarest melakukannya.
Al-Biruni adalah orang yang melakukan eksperimen besar pertama di dunia. Dia menulis lebih dari 200 buku, dan banyak ilmuwan yang mendiskusikan eksperimen-eksperimennya. Hasil karyanya berupa sejumlah literatur ilmiah berbagai bidang ilmu pengetahuan dalam 13.000 halaman, jauh melebihi apa yang ditulis oleh Galileo digabungkan dengan Newton. Jadi tidak benar bahwa Galileo adalah orang pertama yang melakukan eksperimen besar di dunia pada abad ke-17.

1121
Al-Khazini, ilmuwan Muslim kelahiran Bizantium atau Yunani tahun 1115 dan wafat 1130 adalah saintis yang serba bisa yang menguasai astronomi, fisika, biologi, kimia, matematika serta filsafat. Dia telah memberi kontribusi yang sangat besar bagi perkembangan sains modern, salah satunya adalah kitab Mizan al-Hikmah atau Balance of Wisdom. Buku yang ditulisnya dalam tahun 1121 itu mengungkapkan bagian penting fisika Islam. Dalam buku itu, Al-Khazini menjelaskan sacara detail pemikiran dan teori yang diciptakannya tentang keseimbangan hidrostatika, konstruksi dan kegunaan, serta teori statika atau ilmu keseimbangan, hidrostatika dan pusat gravitasi. Al-Khazini dan ilmuwan Muslim lainnya merupakan yang pertama menjeneralisasi teori pusat gravitasi dan mereka adalah yang pertama kali menerapkannya ke dalam benda tiga dimensi. Para ilmuwan Muslim, salah satunya al-Khazini telah melahirkan ilmu gravitasi yang kemudian berkembang di Eropa.
Jelas di sini Isaac Newton sangat terlambat mengemukakan teori Gravitasi di dalam bukunya Philosophia Naturalis Principia Mathematica yang dipublikasikan tahun 1687, 500 tahun lebih setelah buku Al-Khazini membahas hal yang sama. Jadi bagaimana dengan cerita apel yang jatuh itu?

1130
Gerard da Cremona, orang Italia yang tinggal di Spanyol, menerjemahkan 92 buku ilmiah Islam ke dalam bahasa Latin. Buku terjemahannya itu antara lain Al-Asrar (rahasia-rahasia) karya Abu Bakr Muhammad ibnu Zakaria Ar-Razi (bhs.Ltn.Razes, Rases, atau Rhazes), sebuah karya dokter Abu Az-Zahrawi tentang metoda pembedahan, buku karya Abu Muhammad Dhiyauddin Al-Baithar (bhs.Ltn.Alpetagrius) mengenai tumbuh-tumbuhan.
Giovanni Morgagni (1682-1771), orang Itali yang dihormati sebagai bapak pathology (ilmu penyakit) karena dikatakan sebagai orang pertama yang dengan benar menguraikan sifat alami penyakit. Namun jauh sebelum Giovanni melakukannya, para ahli bedah Islam adalah ahli patologi pertama sesungguhnya. Mereka menyadari secara penuh sifat alami penyakit dan menggambarkan berbagai macam penyakit dengan detil modern. Ibnu Zuhr dengan benar menggambarkan sifat alami radang selaput dada (pleurisy), tuberkulosis (TBC) dan radang kantung jantung (pericardistis). Az-Zahrawi dengan teliti mendokumentasikan ilmu penyakit dari hydrocephalus (air di otak) dan penyakit-penyakit sejak lahir lainnya. Ibnu Al-Quff dan Ibnu An-Nafs memberi uraian-uraian sempurna tentang penyakit-penyakit peredaran darah. Ahli-ahli bedah Islam lainnya memberi uraian-uraian akurat pertama tentang penyakit berbahaya tertentu, termasuk kanker perut, usus dan kerongkongan. Para ahli bedah Islam ini adalah pemula dari pathology (ilmu penyakit), bukan Giovanni Morgagni.

1140-an
Para ahli matematik Islam memperkenalkan bilangan negatif untuk digunakan dalam berbagai fungsi aritmetika sedikitnya 400 tahun sebelum Geronimo Cardano mengakui telah memperkenalkannya dalam tahun 1545, dengan mengatakan bahwa angka-angka bisa kurang dari nol.

1160
Mata air-mata air Nil yang mengalir melalui danau-danau besar di Khatulistiwa telah ditetapkan dengan seksama oleh Al-Idrisi, sedangkan orang-orang Eropa baru menemukannya pada paruh kedua abad ke-19.

1200-an
Informasinya pada tahun 1614, John Napier menemukan logaritma dan tabel logaritmik, namun sejak abad ke-13 para ahli matematika Islam sudah menemukannya dan tabel logaritmik seperti itu sudah umum di dalam dunia pengetahuan Islam pada masa itu.

1205
Amir Ya’qub dalam pertempuran Mahdiyya telah menggunakan artileri sebagai senjata terakhir. Pada tahun 1273, Sultan Abu Yusuf pada pertempuran Sijilmasa di Maroko Selatan mempergunakan meriam-meriam. Pada tahun 1342, dua orang Inggris, Lord Derby dan Lord Salisbury, hadir pada pertempuran Algericas yang dipertahankan dengan cara yang sama oleh orang-orang Arab. Ketika kedua orang Inggris itu menyaksikan daya efek mesiu, maka mereka membawa penemuan ini ke negeri mereka.

1240 – 1250
Seorang frater Katolik Roma anggota Ordo Fransiskan dari Inggris bernama Roger Bacon datang untuk mempelajari bahasa Arab ke Paris dan Toledo karena ada orang-orang Perancis yang pandai berbahasa Arab di sana. Selain itu di sana terdapat banyak terjemahan buku ilmiah Islam ke dalam bahasa Latin dan naskah-naskah asli berbahasa Arab.
Dikatakan bahwa perawatan pertama dengan anesthesia (pembiusan) dilakukan oleh C.W. Long, seorang Amerika pada tahun 1845, padahal 600 tahun sebelum Long melakukannya, seorang Muslim Spanyol, Az-Zahrawi dan Ibnu Zuhr, di antara para ahli bedah Muslim lainnya, sudah melaksanakan ratusan perawatan-perawatan melalui cara pembiusan dengan penggunaan narkotika yang direndam pada spon, yang ditempatkan dengan cara menutup wajah.

1250 – 1257
Roger Bacon pulang ke Inggris dan melanjutkan pelajaran Bahasa Arabnya di Universitas Oxford dengan membawa sejumlah besar buku-buku ilmiah Islam dari Paris. Di antaranya Al-Manazhier karya Ali Al-Hasan ibnu Haitsam diterjemahkan Bacon ke dalam bahasa Latin, bahasa ilmiah Eropa pada masa itu.
Terdapat penjelasan-penjelasan mengenai mesiu dan mikroskop pada naskah itu, namun secara tidak jujur dia telah mencantumkan namanya sendiri pada terjemahan-terjemahan itu dan dengan demikian dia telah melakukan plagiat terang-terangan.
Sangat berbeda dengan penerjemah-penerjemah Muslim yang menerjemahkan karya-karya Pythagoras, Plato, Aristoteles, Aristarchos, Euclides dan Claudius Ptolemaios, dan lain-lain dengan tetap menyebutkan nama pengarang-pengarang aslinya.

1300-an
Dimulai abad Renaisans (B.Perancis Renaissance) atau kelahiran kembali, di mana ditemukan kembali cerahnya peradaban Yunani dan Romawi (yang dianggap sebagai “klasik”) ketika keduanya mengalami masa keemasan. Renaisans berlangsung antara abad ke-14 hingga abad ke-17 di Eropa. Tampak di sini, bahwa kebangkitan Eropa yang diawali dengan Renaisans erat hubungannya dengan kembalinya penerjemahan buku-buku ilmiah Islam ke dalam bahasa Latin, antara lain Gerbert d’Aurillac, orang Perancis yang menjadi Paus Sylvester II (tahun 960), Gerard da Cremona, orang Itali (tahun 1130), Seorang frater Katolik Roma, Roger Bacon dari Inggris (tahun 1250).
Dikatakan bahwa tahun 1454, Johan Gutenberg (1398 – 1468) menemukan mesin cetak paling canggih di abad pertengahan. Faktanya, alat cetak berbahan kuningan yang dapat dipindahkan telah digunakan di Spanyol Islam 100 tahun sebelumnya, ketika Gutenberg belum lahir.

1400-an
Dikatakan bahwa sistem desimal di dalam matematika pertama kali dikembangkan oleh seorang Belanda, Simon Stevin, tahun 1589. Sistem desimal membantu ilmuwan matematika karena menggantikan bilangan pecahan yang sulit, sebagai contohnya 1/2, dengan menggunakan desimal menjadi 0,5.
Padahal para ahli matematika Islam adalah yang pertama menggunakan sistem desimal sebagai ganti bilangan pecahan secara besar-besaran. Buku Al-Kashi, berjudul “Kunci kepada Aritmatika”, yang ditulis pada awal abad ke-15 dan menjadi stimulus untuk aplikasi sistematis sistem desimal untuk seluruh bilangan dan pecahan-pecahannya.

1600-an
Francis Bacon – seorang Bacon yang lain, menyebarluaskan teori induksi dan percobaan-percobaan ilmiah (eksperimen) atau empirisme ilmiah di dalam karya-karyanya The Advencement of Learning (1605), Novum Organum (1620), De Augmentis Scientiarum (1623), Sylva Sylvarum (1624), dan New Atlantis (1624), yang dengan alat cetak buku buatan Johan Gotenburg buku-buku tersebut dicetak.
Kemudian berkembang teori Baconian Philosophy yang kemudian menjadi dasar metode ilmiah pada ilmu pengetahuan dan teknologi di Barat (Eropa dan Amerika), yang mana metode tersebut sebetulnya merupakan jiplakan Bacon dari ilmu pengetahuan di dunia Islam.

**********************
Penemu-penemu lain

1. Cerita bermula ketika seorang Arab bernama Khalid sedang menggembalakan kambing di wilayah Kaffa di Ethiopia Selatan, dan dia memperhatikan kambing-kambingnya menjadi lebih bersemangat setelah memakan buah sejenis beri. Khalid merebus buah beri tersebut untuk membuat kopi pertama. Catatan pertama tentang kopi adalah ekspor dari Ethiopia ke Yaman di mana para sufi meminumnya jika mereka harus terjaga semalam suntuk untuk memanjatkan doa pada acara-acara tertentu. Di akhir abad ke-15 kopi tiba di Mekah dan Turki, lalu ke Venesia pada tahun 1645. Kopi kemudian dibawa ke Inggris pada tahun 1650 oleh seorang warga Turki bernama Pasqua Rosee yang membuka kedai kopi pertama di Lombard Street di London. Kata kopi berasal dari Bahasa Arab qahwa, dalam Bahasa Turki disebut kahve, di Italia disebut caffedan Bahasa Inggris coffee.

2. Orang Yunani kuno percaya bahwa mata kita memancarkan sinar, seperti laser, yang membuat kita dapat melihat. Orang pertama yang menyadari bahwa sinar memasuki mata, bukannya keluar dari mata, adalah seorang ahli fisika, astronomi dan matematika Muslim di abad ke-10, Ibn al-Haitham. Beliau menciptakan kamera lubang-jarum pertama setelah mengamati bagaimana sinar menembus melalui lubang di penutup jendela. Beliau menemukan bahwa semakin kecil lubang, semakin jelas gambar yang dihasilkan. Beliau lalu menciptakan kamera Obscura pertama (dari bahasa Arab qamara yang artinya kamar gelap dan pribadi). Ibn al-Haitham juga orang pertama yang mengubah fisika dari kegiatan filosofis menjadi aktivitas eksperimental.

3. Permainan sejenis catur mula-mula dimainkan di India kuno, namun dikembangkan di Persia hingga menjadi bentuk seperti yang kita kenal sekarang. Dari Persia, catur menyebar ke arah barat ke Eropa ketika diperkenalkan oleh bangsa Moor di Spanyol pada abad ke-10, lalu ke arah timur hingga ke Jepang. Asal kata rook (bidak benteng dalam permainan catur) adalah rukh dalam bahasa Persia yang berarti kereta perang.

4. Seribu tahun sebelum lahir Wright bersaudara, seorang insinyur, musisi, penyair dan ahli astronomi bernama Abbas ibn Firnas telah beberapa kali mencoba menciptakan mesin yang dapat terbang. Pada tahun 852 dia melompat dari menara Masjid Agung Cordoba menggunakan jubah yang diberi rangka kayu, berharap dapat meluncur seperti seekor burung. Saat itu dia gagal. Namun jubah itu mampu memperlambat jatuhnya, merupakan parasut pertama di dunia, sehingga dia hanya terluka ringan. Di tahun 875, dalam usia 70 tahun, setelah menyempurnakan sebuah mesin yang terbuat dari sutera dan bulu elang, dia mencoba lagi, kali ini melompat dari sebuah gunung. Beliau berhasil terbang pada ketinggian cukup selama sepuluh menit, tetapi kemudian terhempas – dan menyimpulkan ini terjadi karena beliau tidak memasang ekor pada mesinnya. Bandara internasional di Baghdad dan sebuah kawah di bulan dinamai dengan namanya.

5. Mandi dan membersihkan diri adalah kebutuhan religius bagi Muslim, sehingga barangkali itulah sebabnya mereka yang menyempurnakan formula sabun yang kita pakai sampai sekarang. Bangsa Mesir kuno telah mempunyai sejenis sabun, seperti juga bangsa Romawi kuno yang menggunakannya lebih sebagai minyak rambut. Namun bangsa Arablah yang mengkombinasikan minyak tumbuhan dengan sodium hidroksida dan pewangi seperti minyak thyme. Salah satu karakter pasukan Kristen dalam Perang Salib, menurut hidung bangsa Arab, adalah mereka tidak pernah mandi. Sampo diperkenalkan di Inggris oleh seorang Muslim yang membuka PemandianMahomed’s Indian Vapour Baths di Brighton di tahun 1759 dan menjadi Ahli Sampo bagi Raja George IV dan William IV.

6. Distilasi, cara memisahkan benda cair melalui perbedaan titik didihnya, diciptakan sekitar tahun 800 oleh ilmuwan terkemuka Islam, Jabir ibn Hayyan, yang mengubah alkemi menjadi ilmu kimia, menemukan berbagai alat dan proses dasar yang masih kita gunakan hingga kini – pencairan (liquefaction), kristalisasi, distilasi, pemurnian, oksodasi, penguapan dan filtrasi. Selain itu, beliau menemukan asam nitrit dan asam sulfur, dan penyulingan yang membuat dunia mengenal air mawar, parfum dan cairan yang mengandung alkohol lainnya (meskipun meminumnya adalah haram menurut ajaran Islam). Ibn Hayyan menekankan pada eksperimen yang sistematik dan menjadi pendiri ilmu kimia modern.

7. Poros engkol adalah alat yang mengubah gerakan berputar menjadi gerakan linier dan menjadi inti berbagai mesin dalam dunia modern, setidaknya dalam mesin pembakaran internal. Salah satu penemuan mekanis terpenting dalam sejarah manusia ini diciptakan oleh insinyur Muslim bernama al-Jazari untuk mengangkat air untuk keperluan irigasi. Bukunya yang berjudul Kitab Pengetahuan tentang Alat-alat Mekanik menunjukkan bahwa beliau juga menciptakan dan menyempurnakan penggunaan katup dan piston, dan juga sebagai Bapak Robotika. Salah satu dari 50 penemuannya adalah kunci kombinasi.

8. Quilting adalah metode menjahit atau menyatukan dua lapis kain dengan menyisipkan lapisan penghangat di antaranya. Tidak terlalu jelas apakah ini ditemukan di dunia Muslim atau diimpor dari
India atau Cina. Namun yang pasti quilting ini tiba di dunia Barat dibawa oleh pasukan Perang Salib. Mereka melihatnya dikenakan oleh prajurit Saracen, yang memakai kain quilt berisi jerami sebagai baju perang. Selain sebagai bentuk perlindungan, quilt juga terbukti menjadi alat penghangat yang efektif – sehingga menjadi industri rumahan di tempat beriklim lebih dingin seperti Inggris dan Belanda.

9. Bentuk lengkung meruncing yang menjadi karakteristik katedral Gothic di Eropa adalah penemuan yang berasal dari arsitektur Islam. Model seperti ini lebih kuat dari model lengkung membulat yang dipakai oleh Bangsa Romawi dan Normandia, sehingga memungkinkan membangun gedung yang lebih besar, lebih tinggi, lebih kompleks dan lebih megah. Penemuan yang diambil dari bangsa Muslim lainnya adalah lengkung bergerigi, jendela mawar dan teknik gedung berkubah. Puri-puri di Eropa juga mengadaptasi arsitektur Islam – dengan arrow slit (celah di tembok benteng di mana prajurit bisa mengarahkan panah tanpa terlihat), battlement (bentuk bergerigi di bagian atas benteng), barbican (menara benteng) dan parapet (tembok pertahanan rendah di sepanjang balkon). Menara dan benteng berbentuk persegi digantikan dengan bentuk melingkar yang membuatnya lebih mudah dipertahankan. Arsitek kastil Henry V adalah seorang Muslim.

10. Banyak peralatan bedah modern menggunakan desain yang sama dengan yang diciptakan oleh ahli bedah Muslim abad ke-10 bernama al-Zahrawi. Skapel, gergaji tulang, tang dan gunting kecil untuk operasi mata dan banyak dari 200 ciptaannya digunakan dalam dunia bedah modern. Beliau juga menemukan bahwa catgut (benang untuk menjahit dalam pembedahan yang dibuat dari usus kambing atau hewan lainnya) dapat hancur secara alami (beliau menemukannya ketika melihat monyet peliharaannya memakan dawai kecapinya yang dibuat dari bahan sejenis) dan dapat pula digunakan sebagai kapsul obat-obatan. Di abad ke-13, seorang dokter Muslim bernama Ibn Nafis telah menjabarkan sirkulasi darah, 300 tahun sebelum William Harveymenemukannya. Dokter-dokter Muslim juga menemukan obat bius dari campuran opium dan alkohol dan menciptakan jarum berongga untuk menyedot katarak dari mata, suatu teknik yang masih digunakan hingga sekarang.

11. Kincir angin ditemukan pada tahun 634 bagi seorang kalifah
Persia dan digunakan untuk memipil jagung dan mengangkat air untuk irigasi. Di gurun pasir nan luas di tanah Arab, ketika musim kering tiba, satu-satunya sumber tenaga adalah angin yang bertiup dengan kecepatan tetap dari satu arah selama berbulan-bulan. Kincir angin ini memiliki 6 atau 12 layar yang terbungkus kain atau daun kurma. Itu terjadi 500 tahun sebelum kincir angin pertama dibuat di Eropa.

12. Teknik inokulasi pertama bukan diciptakan oleh Jenner dan Pasteur melainkan ditemukan oleh dunia Muslim dan dibawa ke Eropa dari Turki oleh seorang istri duta besar Inggris untuk Istambul di tahun 1724. Anak-anak Turki telah divaksin untuk mencegah cacar yang mematikan, setidaknya 50 tahun sebelum dunia Barat melakukannya.

13. Pena diciptakan untuk Sultan Mesir di tahun 953 setelah beliau meminta alat tulis yang tidak menodai tangan dan pakaiannya. Pena menahan tinta dalam sebuah wadah, dan pada pena modern, mengalirkan tinta ke mata pena dengan kombinasi
gaya gravitasi dan kapiler.

14. Sistem angka yang digunakan di seluruh dunia barangkali berasal dari India namun penulisan bilangan adalah berdasarkan model Arab dan pertama kali dicetak dalam karya matematikawan Muslim al-Khawarizmi dan al-Kindi sekitar tahun 825. Istilah aljabar (Inggris: algebra) berasal dari buku al-Khawarizmi, Al-Jabr wa-al-Muqabilah, yang hingga kini masih banyak dipakai. Karya para ilmuwan Muslim diimpor ke Eropa 300 kemudian oleh ahli matematika Italia Fibonacci. Algoritma dan banyak teori trigonometri lain berasal dari dunia Muslim. Penemuan al-Kindi mengenai analisis frekuensi menggantikan sistem pengkodean kuno dan menjadi dasar kriptologi modern.

15. Ali ibn Nafi, atau yang dikenal dengan julukan Ziryab (Burung Hitam) datang dari Irak ke Cordoba pada abad ke-9 dan membawa gaya makan yang terdiri dari tiga bagian, yaitu sup, diikuti dengan ikan atau daging, lalu buah-buahan dan kacang-kacangan. Beliau juga memperkenalkan gelas kristal (yang diciptakan oleh Abbas ibn Firnas setelah bereksperimen dengan batu kristal – lihat poin no 4).

16. Karpet dianggap sebagai bagian dari surga oleh kaum Muslim pada abad pertengahan, berkat teknik tenun yang maju, penemuan pewarna dari dunia kimia dan kepekaan yang tinggi terhadap pola dan ornamen yang menjadi dasar seni yang tidak hanya mewakili Islam. Sebelum karpet dari Arab dan
Persia masuk ke Eropa, lantai rumah di sana biasanya terabaikan. Di Inggris, seperti ditulis oleh Erasmus, lantai mereka “kotor, kadang-kadang diperbaharui, namun sangat tidak sempurna hingga lapisan bawahnya tidak tersentuh, terkadang hingga 20 tahun, menjadi tempat pembuangan ludah, muntahan, air seni manusia dan anjing, tumpahan minuman, serpihan-serpihan ikan dan kotoran-kotoran lain yang tak layak disebutkan”. Tidak mengejutkan, karpet segera merebut hati mereka.

17. Cek moderen berasal dari bahasa Arab saqq, yaitu perjanjian tertulis untuk membayar setelah barang yang dikirimkan tiba, untuk menghindari hilangnya uang jika dibawa dalam perjalanan melintasi daerah yang berbahaya. Di abad ke-9, seorang saudagar Muslim dapat menguangkan cek di
China dari rekeningnya di bank di Baghdad.

18. Pada abad ke-9, banyak ilmuwan Muslim percaya bahwa bumi berbentuk bulat. Buktinya adalah, menurut ahli astronomi Ibn Hazm, “karena posisi matahari selalu vertikal terhadap satu titik tertentu di bumi.” Itu terjadi 500 tahun sebelum kesadaran itu merasuki Galileo. Perhitungan oleh ahli astronomi Muslim sangat akurat sehingga di abad ke-9 mereka mengetahui bahwa keliling Bumi adalah 40.253,4 km – hanya selisih 200 km dari angka sesungguhnya. Ilmuwan al-Idrisi membawa globe untuk menggambarkan dunia ke pengadilan Raja Roger di Sisilia di tahun 1139.

19. Meskipun bangsa
China akrab dengan bubuk mesiu, dan menggunakannya dalam kembang api, namun bangsa Arablah yang menemukan bubuk mesiu dapat dimurnikan dengan potasium nitrat untuk kepentingan militer. Peralatan ledak kaum Muslim membuat takut pasukan Perang Salib. Di abad ke-15 mereka telah menemukan roket – yang disebut “telur yang menyala dan melaju sendiri” - dan torpedo – bom berbentuk buah pir yang memiliki ujung runcing di bagian depan yang dapat mengarah sendiri ke kapal musuh dan meledakkannya.

20.Bangsa Eropa di abad pertengahan memiliki dapur dan kebun bumbu dapur, namun bangsa Arablah yang mengembangkan gagasan kebun sebagai tempat keindahan dan meditasi. Kebun atau taman pertama yang menawarkan keindahan di Eropa dibuka oleh bangsa Muslim Spanyol di abad ke-11. Bunga yang berasal dari taman Muslim antara lain anyelir dan tulip.

21.Jauh sebelum berkembang pesat seperti sekarang, ilmu kimia telah dikenal luas masyarakat abad pertengahan. Saat itulah awal mula cabang ilmu eksakta ini ada. Tapi, tahukah Anda siapa penemu dan pengembang ilmu kimia ini? Adalah Abu Musa Jabir Ibn Hayyan (721-815 H), ilmuwan Muslim pertama yang menemukan dan mengenalkan disiplin ilmu kimia tersebut di abad ke-8 M jauh sebelum ahli kimia barat bernama John Dalton (1766 – 1844) mencetuskan teori molekul kimia.

*************************
Sebenarnya, sangatlah sulit untuk mencari bidang ilmu pengetahuan yang tidak berhutang budi kepada para pionir ini. Di bawah ini adalah daftar singkat, tanpa bermaksud menyatakannya sebagai yang terlengkap, para ilmuwan muslim dari abad 8 hingga abad 14.

701 (Meninggal) * Khalid Ibn Yazeed * Ilmuwan kimia
721-803 * Jabir Ibn Haiyan * Ilmuwan kimia (Seorang ilmuwan kimia muslim populer)
740 * Al-Asma’i * Ahli ilmu hewan, ahli tumbuh-tumbuhan, ahli pertanian
780 * Al-Khwarizmi (Algorizm) * Matematika (Aljabar, Kalkulus), Astronomi


Kitab al-Hayawan. Sebuah kitab berisi ensklopedia berbagai jenis binatang karya ahli ilmu hewan muslim al-Jahiz. Pada kitab ini al-Jahiz memaparkan berbagai macam teori, salah satunya mengenai interaksi antara hewan dengan lingkungannya. ——————————————————————————————————————————————————————-
776-868 * Amr Ibn Bahr al-Jahiz * Ahli ilmu hewan
787 * Al Balkhi, Ja’far Ibn Muhammad (Albumasar) * Astronomi
796 (Meninggal) * Al-Fazari, Ibrahim Ibn Habib * Astronomi
800 * Ibn Ishaq Al-Kindi (Alkindus) * Kedokteran, Filsafat, Fisika, Optik
815 * Al-Dinawari, Abu Hanifa Ahmed Ibn Dawud * Matematika, Sastra
816 * Al Balkhi * Ilmu Bumi (Geography)
836 * Thabit Ibn Qurrah (Thebit) * Astronomi, Mekanik, Geometri, Anatomi
838-870 * Ali Ibn Rabban Al-Tabari * Kedokteran, Matematika
852 * Al Battani Abu Abdillah * Matematika, Astronomi, Insinyur
857 * Ibn Masawaih You’hanna * Kedokteran
858-929 * Abu Abdullah Al Battani (Albategnius) * Astronomi, Matematika
860 * Al-Farghani, Abu al-Abbas (Al-Fraganus) * Astronomy, Tehnik Sipil
864-930 * Al-Razi (Rhazes) * Kedokteran, Ilmu Kedokteran Mata, Ilmu Kimia
973 (Meninggal) * Al-Kindi * Fisika, Optik, Ilmu Logam, Ilmu Kelautan, Filsafat
888 (Meninggal) * Abbas Ibn Firnas * Mekanika, Ilmu Planet, Kristal Semu
900 (Meninggal) * Abu Hamed Al-Ustrulabi * Astronomi
903-986 * Al-Sufi (Azophi) * Astronomi
908 * Thabit Ibn Qurrah * Kedokteran, Insinyur
912 (Meninggal) * Al-Tamimi Muhammad Ibn Amyal (Attmimi) * Ilmu Kimia
923 (Meninggal) * Al-Nirizi, AlFadl Ibn Ahmed (Altibrizi) * Matematika, Astronomi
930 * Ibn Miskawayh, Ahmed Abu Ali * Kedokteran, Ilmu Kimia
932 * Ahmed Al-Tabari * Kedokteran
934 * Al-Istakhr II * Ilmu Bumi (Peta Bumi)
936-1013 * Abu Al-Qosim Al-Zahravi (Albucasis) * Ilmu Bedah, Kedokteran
940-997 * Abu Wafa Muhammad Al-Buzjani * Matematika, Astronomi, Geometri
943 * Ibn Hawqal * Ilmu Bumi (Peta Dunia)
950 * Al Majrett’ti Abu al-Qosim * Astronomi, Ilmu Kimia, Matematika
958 (Meninggal) * Abul Hasan Ali al-Mas’udi * Ilmu Bumi, Sejarah
960 (Meninggal) * Ibn Wahshiyh, Abu Bakar * Ilmu Kimia, Ilmu Tumbuh-tumbuhan
965-1040 * Ibn Al-Haitham (Alhazen) * Fisika, Optik, Matematika


973-1048 * Abu Rayhan Al-Biruni * Astronomy, Matematika, Sejarah, Sastra
976 * Ibn Abil Ashath * Kedokteran
980-1037 * Ibn Sina (Avicenna) * Kedokteran, Filsafat, Matematika, Astronomi
983 * Ikhwan A-Safa (Assafa) * (Kelompok Ilmuwan Muslim)
1001 * Ibn Wardi * Ilmu Bumi (Peta Dunia)
1008 (Meninggal) * Ibn Yunus * Astronomy, Matematika.
1019 * Al-Hasib Alkarji * Matematika
1029-1087 * Al-Zarqali (Arzachel) * Matematika, Astronomi, Syair
1044 * Omar Al-Khayyam * Matematika, Astronomi, Penyair
1060 (Meninggal) * Ali Ibn Ridwan Abu Hassan Ali * Kedokteran
1077 * Ibn Abi Sadia Abul Qasim * Kedokteran
1090-1161 - Ibn Zuhr (Avenzoar) * Ilmu Bedah, Kedokteran
1095 - Ibn Bajah, Mohammed Ibn Yahya (Avenpace) * Astronomi, Kedokteran
1097 - Ibn Al-Baitar Diauddin (Bitar) * Ilmu Tumbuh-Tumbuhan, Kedokteran, Ilmu
1099 - Al-Idrisi (Dreses) * Ilmu Bumi (Geography), Ahli Ilmu Hewan, Peta Dunia (Peta Pertama)
1110-1185 - Ibn Tufayl, Abubacer Al-Qaysi * Filosofi, Kedokteran
1120 (Meninggal) - Al-Tuhra-ee, Al-Husain Ibn Ali *Ahli Kimia, Penyair
1128 - Ibn Rushd (Averroe’s) * Filosofi, Kedokteran, Astronomi
1135 - Ibn Maymun, Musa (Maimonides) * Kedokteran, Filosofi
1136 - 1206 - Al-Razaz Al-Jazari * Astronomi, Seni, Insinyur mekanik
1140 - Al-Badee Al-Ustralabi * Astronomi, Matematika
1155 (Meningal) - Abdel-al Rahman al Khazin *Astronomi
1162 - Al Baghdadi, Abdel-Lateef Muwaffaq * Kedokteran, Ahli Bumi (Geography)
1165 - Ibn A-Rumiyyah Abul’Abbas (Annabati) * Ahli Tumbuh-tumbuhan
1173 - Rasheed Al-Deen Al-Suri * Ahli Tumbuh-tumbuhan
1180 - Al-Samawal * Matematika
1184 - Al-Tifashi, Shihabud-Deen (Attifashi) *Ahli Logam, Ahli Batu-batuan
1201-1274 - Nasir Al-Din Al-Tusi * Astronomi, Non-Euclidean Geometri


1203 - Ibn Abi-Usaibi’ah, Muwaffaq Al-Din * Kedokteran
1204 (Meninggal) - Al-Bitruji (Alpetragius) * Astronomi
1213-1288 - Ibn Al-Nafis Damishqui * Astronomi
1236 - Kutb Aldeen Al-Shirazi * Astronomi, Ilmu Bumi (Geography)
1248 (Meninggal) * Ibn Al-Baitar * Farmasi, Ahli Tumbuh-tumbuhan (Botany)
1258 - Ibn Al-Banna (Al Murrakishi), Azdi * Kedokteran, Matematika
1262 - Abu al-Fath Abd al-Rahman al-Khazini * Fisika, Astronomi
1273-1331 - Al-Fida (Abdulfeda) * Astronomi, Ilmu Bumi (Geography)
1360 - Ibn Al-Shater Al Dimashqi * Astronomi, Matematika
1320 (Meninggal) - Al Farisi Kamalud-deen Abul-Hassan *Astronomy, Fisika
1341 (Meninggal) - Al Jildaki, Muhammad Ibn Aidamer * Ilmu Kimia
1351 - Ibn Al-Majdi, Abu Abbas Ibn Tanbugha * Matematika, Astronomi
1359 - Ibn Al-Magdi, Shihab Udden Ibn Tanbugha * Matematika, Astronomi
——————————————————————————————————————————————————————-
1375 (Meninggal) - Ibn al-Shatir * Astronomi
1393-1449 - Ulugh Beg * Astronomi
1424 - Ghiyath al-Din al Kashani * Analisis Numerikal, Perhitungan

Dengan deretan sarjana muslim seperti itu, tidaklah sulit untuk menyetujui apa yang dikatakan George Sarton, ” Tugas utama kemanusian telah dicapai oleh para muslim. Filosof terbaik, Al-Farabi adalah seorang muslim. Matematikawan terbaik Abul Kamil dan Ibn Sina adalah muslim. Ahli geography (Ilmu Bumi) dan ensklopedia terbaik Al-Masudi adalah seorang muslim dan Al-Tabari ahli sejarah terbaik juga seorang muslim.

Sejarah sebelum Islam dipenuhi dengan perkiraan-perkiraan, desas-desus dan mitos-mitos. Adalah seorang ahli sejarah muslim yang pertama kali memperkenalkan metode sanad dan matan yang melacak keaslian dan keutuhan sebuah informasi langsung dari saksi mata. Menurut seorang ahli sejarah Bucla “Metode ini belumlah dipraktekkan oleh Eropa sebelum tahun 1597.” Metode lainnya: adalah penelitian sejarah bersumber dari ahli sejarah terkemuka Ibn Khaldun. Pengarang dari Kashfuz Zunun memberikan daftar 1300 buku-buku sejarah yang ditulis dalam bahasa Arab pada masa beberapa abad sejak munculnya Islam.

Sekarang lihatlah dunia kaum muslim. Kapankah anda terakhir kali mendengar seorang muslim memenangkan hadiah Nobel dalam bidang ilmu pengetahuan dan kedokteran? Bagaimana dengan publikasi ilmiah? Sayangnya, anda tidak akan menemukan banyak nama kaum Muslim dalam bidang ilmu pengetahuan dan makalah-makalah ilmiah. Apa yang kurang? Alasan apa yang kita miliki?

Sebuah publikasi yang baru saja diterbitkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menanggapi pembangunan di wilayah Arab mengemukakan bahwa dunia Arab yang terdiri dari 22 negara menerjemahkan 330 buku per tahun. Angka itu sangat menyedihkan, hanya seperlima dari jumlah buku-buku yang diterjemahkan oleh sebuah negara kecil Yunani dalam setahunnya! (Spanyol menerjemahkan rata-rata 100,000 buku setiap tahunnya). Mengapa ada alergi atau keengganan untuk menerjemahkan ilmu yang asal-muasalnya berasal dari nenek moyang kita sendiri untuk mendapatkan kembali warisan terdahulu dengan menganalisa, mengumpulkan, menyempurnakan dan menyalurkan ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi umat manusia.

author: dari berbagai referensi.............

Artikel Terkait :

0 komentar:

Posting Komentar

Banner Link Sahabat