Harry Potter - Golden Snitch
Adsense Indonesia Adsense Indonesia Adsense Indonesia Adsense Indonesia

Kamis, 28 April 2011

MISTERI PIRAMIDA KUNO


Piramida mesir
Piramida raksasa Mesir merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia saat ini, sejak dulu dipandang sebagai bangunan yang misterius dan megah oleh orang-orang. Namun, meskipun telah berlalu berapa tahun lamanya, setelah sarjana dan ahli menggunakan sejumlah besar alat peneliti yang akurat dan canggih, masih belum diketahui, siapakah sebenarnya yang telah membuat bangunan raksasa yang tinggi dan megah itu? Dan berasal dari kecerdasan manusia manakah prestasi yang tidak dapat dibayangkan di atas bangunan itu? Serta apa tujuannya membuat bangunan tersebut? Dan pada waktu itu ia memiliki kegunaan yang bagaimana atau apa artinya? Teka-teki yang terus berputar di dalam benak semua orang selama ribuan tahun, dari awal hingga akhir merupakan misteri yang tidak dapat dijelaskan. Meskipun sejarawan mengatakan ia didirikan pada tahun 2000 lebih SM, namun pendapat yang demikian malah tidak bisa menjelaskan kebimbangan yang diinisiasikan oleh sejumlah besar penemuan hasil penelitian.






Sejarah Mitos dan Temuan Arkeologi
Sejak abad ke-6 SM, Mesir merupakan tempat pelarian kerajaan Poshi, yang kehilangan kedudukannya setelah berdiri lebih dari 2.000 tahun, menerima kekuasaan yang berasal dari luar yaitu kerajaan Yunani, Roma, kerajaan Islam serta kekuasaan bangsa lain. Semasa itu sejumlah besar karya terkenal zaman Firaun dihancurkan, aksara dan kepercayaan agama bangsa Mesir sendiri secara berangsur-angsur digantikan oleh budaya lain, sehingga kebudayaan Mesir kuno menjadi surut dan hancur, generasi belakangan juga kehilangan sejumlah besar peninggalan yang dapat menguraikan petunjuk yang ditinggalkan oleh para pendahulu.
Tahun 450 SM, setelah seorang sejarawan Yunani berkeliling dan tiba di Mesir, membubuhkan tulisan: Cheops, (aksara Yunani Khufu), konon katanya, hancur setelah 50 tahun. Dalam batas tertentu sejarawan Yunani tersebut menggunakan kalimat "konon katanya", maksudnya bahwa kebenarannya perlu dibuktikan lagi. Namun, sejak itu pendapat sejarawan Yunani tersebut malah menjadi kutipan generasi belakangan sebagai bukti penting bahwa piramida didirikan pada dinasti kerajaan ke-4.
Selama ini, para sejarawan menganggap bahwa piramida adalah makam raja. Dengan demikian, begitu membicarakan piramida, yang terbayang dalam benak secara tanpa disadari adalah perhiasan dan barang-barang yang gemerlap. Dan, pada tahun 820 M, ketika gubernur jenderal Islam Kairo yaitu Khalifah Al-Ma'mun memimpin pasukan, pertama kali menggali jalan rahasia dan masuk ke piramida, dan ketika dengan tidak sabar masuk ke ruangan, pemandangan yang terlihat malah membuatnya sangat kecewa. Bukan saja tidak ada satu pun benda yang biasanya dikubur bersama mayat, seperti mutiara, maupun ukiran, bahkan sekeping serpihan pecah belah pun tidak ada, yang ada hanya sebuah peti batu kosong yang tidak ada penutupnya. Sedangkan tembok pun hanya bidang yang bersih kosong, juga tak ada sedikit pun ukiran tulisan.
Kesimpulan para sejarawan terhadap prestasi pertama kali memasuki piramida ini adalah "mengalami perampokan benda-benda dalam makam". Namun, hasil penyelidikan nyata menunjukkan, kemungkinan pencuri makam masuk ke piramida melalui jalan lainnya adalah sangat kecil sekali. Di bawah kondisi biasa, pencuri makam juga tidak mungkin dapat mencuri tanpa meninggalkan jejak sedikit pun, dan lebih tidak mungkin lagi menghapus seluruh prasasti Firaun yang dilukiskan di atas tembok. Dibanding dengan makam-makam lain yang umumnya dipenuhi perhiasan-perhiasan dan harta karun yang berlimpah ruah, piramida raksasa yang dibangun untuk memperingati keagungan raja Firaun menjadi sangat berbeda.
Selain itu, dalam catatan "Inventory Stela" yang disimpan di dalam museum Kairo, pernah disinggung bahwa piramida telah ada sejak awal sebelum Khufu meneruskan takhta kerajaan. Namun, oleh karena catatan pada batu prasasti tersebut secara keras menantang pandangan tradisional, terdapat masalah antara hasil penelitian para ahli dan cara penulisan pada buku, selanjutnya secara keras mengecam nilai penelitiannya. Sebenarnya dalam keterbatasan catatan sejarah yang bisa diperoleh, jika karena pandangan tertentu lalu mengesampingkan sebagian bukti sejarah, tanpa disadari telah menghambat kita secara obyektif dalam memandang kedudukan sejarah yang sebenarnya.

Teknik Bangunan yang Luar Biasa
  
Di Mesir, terdapat begitu banyak piramida berbagai macam ukuran, standarnya bukan saja jauh lebih kecil, strukturnya pun kasar. Di antaranya piramida yang didirikan pada masa kerajaan ke-5 dan 6, banyak yang sudah rusak dan hancur, menjadi timbunan puing, seperti misalnya piramida Raja Menkaure seperti pada gambar. Kemudian, piramida besar yang dibangun pada masa yang lebih awal, dalam sebuah gempa bumi dahsyat pada abad ke-13, di mana sebagian batu ditembok sebelah luar telah hancur, namun karena bagian dalam ditunjang oleh tembok penyangga, sehingga seluruh strukturnya tetap sangat kuat. Karenanya, ketika membangun piramida raksasa, bukan hanya secara sederhana menyusun 3 juta batu menjadi bentuk kerucut, jika terdapat kekurangan pada rancangan konstruksi yang khusus ini, sebagian saja yang rusak, maka bisa mengakibatkan seluruhnya ambruk karena beratnya beban yang ditopang.
Lagi pula, bagaimanakah proyek bangunan piramida raksasa itu dikerjakan, tetap merupakan topik yang membuat pusing para sarjana. Selain mempertimbangkan sejumlah besar batu dan tenaga yang diperlukan, faktor terpenting adalah titik puncak piramida harus berada di bidang dasar tepat di titik tengah 4 sudut atas. Karena jika ke-4 sudutnya miring dan sedikit menyimpang, maka ketika menutup titik puncak tidak mungkin menyatu di satu titik, berarti proyek bangunan ini dinyatakan gagal. Karenanya, merupakan suatu poin yang amat penting, bagaimanakah meletakkan sejumlah 2,3 juta -2,6 juta buah batu besar yang setiap batunya berbobot 2,5 ton dari permukaan tanah hingga setinggi lebih dari seratus meter di angkasa dan dipasang dari awal sampai akhir pada posisi yang tepat.
Seperti yang dikatakan oleh pengarang Graham Hancock dalam karangannya "Sidik Jari Tuhan": Di tempat yang terhuyung-huyung ini, di satu sisi harus menjaga keseimbangan tubuh, dan sisi lainnya harus memindahkan satu demi satu batu yang paling tidak beratnya 2 kali lipat mobil kecil ke atas, diangkut ke tempat yang tepat, dan mengarah tepat pada tempatnya, entah apa yang ada dalam pikiran pekerja-pekerja pengangkut batu tersebut. Meskipun ilmu pengetahuan modern telah memperkirakan berbagai macam cara dan tenaga yang memungkinkan untuk membangun, namun jika dipertimbangkan lagi kondisi riilnya, akan kita temukan bahwa orang-orang tersebut tentunya memiliki kemampuan atau kekuatan fisik yang melebihi manusia biasa, baru bisa menyelesaikan proyek raksasa tersebut serta memastikan keakuratan maupun ketepatan presisinya.
Terhadap hal ini, Jean Francois Champollion yang mendapat sebutan sebagai "Bapak Pengetahuan Mesir Kuno Modern" memperkirakan bahwa orang yang mendirikan piramida berbeda dengan manusia sekarang, paling tidak dalam "pemikiran mereka mempunyai tinggi tubuh 100 kaki yang tingginya sama seperti manusia raksasa". Ia berpendapat, dilihat dari sisi pembuatan piramida, itu adalah hasil karya manusia raksasa.
Senada dengan itu, Master Li Hongzhi dalam ceramahnya pada keliling Amerika Utara tahun 2002 juga pernah menyinggung kemungkinan itu. "Manusia tidak dapat memahami bagaimana piramida dibuat. Batu yang begitu besar bagaimana manusia mengangkutnya? Beberapa orang manusia raksasa yang tingginya lima meter mengangkut sesuatu, itu dengan manusia sekarang memindahkan sebuah batu besar adalah sama. Untuk membangun piramida itu, manusia setinggi lima meter sama seperti kita sekarang membangun sebuah gedung besar."
Pemikiran demikian mau tidak mau membuat kita membayangkan, bahwa piramida raksasa dan sejumlah besar bangunan batu raksasa kuno yang ditemukan di berbagai penjuru dunia telah mendatangkan keraguan yang sama kepada semua orang: tinggi besar dan megah, terbentuk dengan menggunakan susunan batu yang sangat besar, bahkan penyusunannya sangat sempurna. Seperti misalnya, di pinggiran kota utara Mexico ada Kastil Sacsahuaman yang disusun dengan batu raksasa yang beratnya melebihi 100 ton lebih, di antaranya ada sebuah batu raksasa yang tingginya mencapai 28 kaki, diperkirakan beratnya mencapai 360 ton (setara dengan 500 buah mobil keluarga). Dan di dataran barat daya Inggris terdapat formasi batu raksasa, dikelilingi puluhan batu raksasa dan membentuk sebuah bundaran besar, di antara beberapa batu tingginya mencapai 6 meter. Sebenarnya, sekelompok manusia yang bagaimanakah mereka itu? Mengapa selalu menggunakan batu raksasa, dan tidak menggunakan batu yang ukurannya dalam jangkauan kemampuan kita untuk membangun?
Sphinx, singa bermuka manusia yang juga merupakan obyek penting dalam penelitian ilmuwan, tingginya 20 meter, panjang keseluruhan 73 meter, dianggap didirikan oleh kerjaan Firaun ke-4 yaitu Khafre. Namun, melalui bekas yang dimakan karat (erosi) pada permukaan badan Sphinx, ilmuwan memperkirakan bahwa masa pembuatannya mungkin lebih awal, paling tidak 10 ribu tahun silam sebelum Masehi.
Seorang sarjana John Washeth juga berpendapat: Bahwa Piramida raksasa dan tetangga dekatnya yaitu Sphinx dengan bangunan masa kerajaan ke-4 lainnya sama sekali berbeda, ia dibangun pada masa yang lebih purbakala dibanding masa kerajaan ke-4. Dalam bukunya "Ular Angkasa", John Washeth mengemukakan: perkembangan budaya Mesir mungkin bukan berasal dari daerah aliran sungai Nil, melainkan berasal dari budaya yang lebih awal dan hebat yang lebih kuno ribuan tahun dibanding Mesir kuno, warisan budaya yang diwariskan yang tidak diketahui oleh kita. Ini, selain alasan secara teknologi bangunan yang diuraikan sebelumnya, dan yang ditemukan di atas yaitu patung Sphinx sangat parah dimakan karat juga telah membuktikan hal ini.
Ahli ilmu pasti Swalle Rubich dalam "Ilmu Pengetahuan Kudus" menunjukkan: pada tahun 11.000 SM, Mesir pasti telah mempunyai sebuah budaya yang hebat. Pada saat itu Sphinx telah ada, sebab bagian badan singa bermuka manusia itu, selain kepala, jelas sekali ada bekas erosi. Perkiraannya adalah pada sebuah banjir dahsyat tahun 11.000 SM dan hujan lebat yang silih berganti lalu mengakibatkan bekas erosi.
Perkiraan erosi lainnya pada Sphinx adalah air hujan dan angin. Washeth mengesampingkan dari kemungkinan air hujan, sebab selama 9.000 tahun di masa lalu dataran tinggi Jazirah, air hujan selalu tidak mencukupi, dan harus melacak kembali hingga tahun 10000 SM baru ada cuaca buruk yang demikian. Washeth juga mengesampingkan kemungkinan tererosi oleh angin, karena bangunan batu kapur lainnya pada masa kerajaan ke-4 malah tidak mengalami erosi yang sama. Tulisan berbentuk gajah dan prasasti yang ditinggalkan masa kerajaan kuno tidak ada sepotong batu pun yang mengalami erosi yang parah seperti yang terjadi pada Sphinx.
Profesor Universitas Boston, dan ahli dari segi batuan erosi Robert S. juga setuju dengan pandangan Washeth sekaligus menujukkan: Bahwa erosi yang dialami Sphinx, ada beberapa bagian yang kedalamannya mencapai 2 meter lebih, sehingga berliku-liku jika dipandang dari sudut luar, bagaikan gelombang, jelas sekali merupakan bekas setelah mengalami tiupan dan terpaan angin yang hebat selama ribuan tahun.
Washeth dan Robert S. juga menunjukkan: Teknologi bangsa Mesir kuno tidak mungkin dapat mengukir skala yang sedemikian besar di atas sebuah batu raksasa, produk seni yang tekniknya rumit.
Jika diamati secara keseluruhan, kita bisa menyimpulkan secara logis, bahwa pada masa purbakala, di atas tanah Mesir, pernah ada sebuah budaya yang sangat maju, namun karena adanya pergeseran lempengan bumi, daratan batu tenggelam di lautan, dan budaya yang sangat purba pada waktu itu akhirnya disingkirkan, meninggalkan piramida dan Sphinx dengan menggunakan teknologi bangunan yang sempurna.
Dalam jangka waktu yang panjang di dasar lautan, piramida raksasa dan Sphinx mengalami rendaman air dan pengikisan dalam waktu yang panjang, adalah penyebab langsung yang mengakibatkan erosi yang parah terhadap Sphinx. Karena bahan bangunan piramida raksasa Jazirah adalah hasil teknologi manusia yang tidak diketahui orang sekarang, kemampuan erosi tahan airnya jauh melampaui batu alam, sedangkan Sphinx terukir dengan keseluruhan batu alam, mungkin ini penyebab yang nyata piramida raksasa dikikis oleh air laut yang tidak tampak dari permukaan.
Keterangan gambar: Sphinx yang bertetangga dekat dengan piramida raksasa kelihatannya sangat kuno. Para ilmuwan memastikan bahwa dari badannya, saluran dan irigasi yang seperti dikikis air, ia pernah mengalami sebagian cuaca yang lembab, karenanya memperkirakan bahwa ia sangat berkemungkinan telah ada sebelum 10 ribu tahun silam.

Banyak orang telah mengenal piramida. Piramida adalah bangunan modern pada masa purba yang terdapat di Mesir. Pembangunan Piramida Mesir ini disusun bertingkat, makin ke atas makin kecil. Piramida terdiri atas ribuan bongkahan batu. Tiap batu mempunyai berat sekitar dua ton. Diperkirakan berat sebuah piramida mencapai jutaan ton. Bila dideretkan maka panjang batu pada piramida Cheops, piramida terbesar di Mesir, melebihi panjang pantai Amerika dari utara ke selatan.Bagaimana Pembangunan Piramida Mesir piramida, berapa lama waktu untuk menyelesaikannya, dan berapa banyak orang yang mengerjakannya? Sejak lama para pakar masih belum bisa memberikan jawaban memuaskan. Hanya sebagian misteri yang berhasil diungkapkan, antara lain oleh arkeolog Inggris Howard Carter terhadap makam Tutankhamen di dalam sebuah piramida. Carter dan tim ekspedisinya menemukan terowongan berikut tangga yang tersusun rapi dan sejumlah catatan tertulis. Di dalam terowongan itu terdapat makam raja dan keluarganya yang mayatnya sudah diawetkan (mumi). Perhiasan emas, prasasti yang berisi kutukan, dan gambar dinding. Perlu waktu puluhan tahun untuk melakukan ekskavasi di sini.

Eksperimen
Banyak pakar menduga piramida dibangun dari bagian bawah terus ke atas. Tangga naik, untuk meletakkan batu-batu di atasnya, menggunakan punggung bukit. Setelah bagian tertinggi rampung, maka bukit tersebut dipangkas habis. Dengan demikian yang tersisa hanyalah piramida.
Yang masih sukar diperkirakan adalah bagaimana membawa batu seberat dua ton ke atas. Kalau saja, nyawa terancam melayang. lni karena bentuk piramida Mesir sangat landai, tidak berundak sebagaimana piramida Amerika Selatan.Ditafsirkan, piramida dikerjakan selama berpuluh-puluh tahun. Bahan bangunan kemungkinan besar berasal dari sepanjang sungai Nil dan daerah-daerah di sekitar tempat piramida berdiri. Beberapa tahun lalu pakar-pakar Jepang, Prancis, dan negara-negara maju pemah melakukan eksperimen untuk membuat piramida tiruan. Mereka menggunakan alat-alat berat dan alat-alat modern, termasuk helikopter sebagai alat pengangkut batu.
Pada tahap pertama. mereka mengawalinya dari bagian bawah. Ternyata pembangunan piramida tidak rampung. Begitu pula ketika dimulai dari bagian atas. Mengapa teknologi masa kini tidak mampu menyaingi teknologi purba? Benarkah pekerja-pekerja Mesir dulu dibantu tenaga gaib para jin dan dewa sehingga berhasil mendirikan bangunan supermonumental itu?

Pembangunan Piramida Mesir tidak dibuat sembarangan. Ada kaidah-kaidah tertentu yang harus ditaati. Pada bagian atas piramida terdapat sebuah lubang. Lubang ini menghadap ke arah matahari terbit. Hal ini tentu dimaklumi karena bangsa Mesir purba menganggap dewa Ra (Matahari) sebagai dewa tertinggi. Uniknya, bila bentuk piramida direbahkan ke atas tanah, maka sudut-sudutnya tepat berada di garis lingkaran. Dengan adanya bentuk demikian disimpulkan bahwa pembangunan piramida direncanakan dengan teliti. Apalagi bayangan matahari pada piramida tadi menunjukkan musim-musim yang ada di tanah Mesir. menyiratkan ada unsur magis pada bangunan itu.

Mesir Dulu (Mesir Kuno) (Ancient Egypt)
Mesir kuno adalah salah satu negara kuno yang terkenal.Lainnya adalah Yunani dan Roma.Kalau kita membedakan kuno dan modern, pasti berbeda. Kalau kita bedakan batang kayu dengan pena, apa hubungannya?

Pertama kita akan membahas tentang peta Mesir kuno. Bagian selatan Mesir mereka sebut Mesir baru. Bagian Utara mesir mereka sebut Mesir lama. Di Mesir baru ada lembah para raja, tempat Kuburan Tuthankhamen. Di Mesir lama, ada Giza, tempat piramida paling besar.

Di Mesir, tentu saja ada Dewa dan Dewi. Salah satunya adalah Dewa Osiris, dewa kematian. Dewa-dewa lainnya adalah Isis, Tawaret, Thoth, Sebek, Nut, Amun-Ra,Anubis, dsb dan masih banyak lagi! Tahukah kamu, bahwa Orang Mesir kuno menyembah kurang lebih 2.000 dewa dan dewi!


Sekarang kita bahas tentang mummi Mesir.
Cara membuat mummi Mesir:
1 Mummi diambil otaknya lewat hidung
2 Diawetkan kurang lebih 40 hari
3 Mummi dibalut perban
4 Diletakkan di kotak

Orang Mesir membuat kertas dengan Papirus.
Cara membuat kertas dari Papyrus:
1 Batang Papyrus dibuat menjadi segi empat
2 Ditempel satu per satu
3 Dipres supaya menempel
4 Jadilah kertas!

Mesir terkenal dengan Piramida (Makam super besar untuk raja raja Mesir kuno) lalu Sphinx (bangunan bertubuh singa berwajah manusia) Piramida Mesir tidak di jelajahi seluruhnya karena terdapat berbagai jebakan dan racun mematikan. Kutukan Mesir.

Sekarang kita membahas kutukan Mesir.
Dari tim arkeolog yang hadir ketika makam kuno anak raja Tutankhamun dibuka, hanya satu yang masih hidup sampai usia lanjut. Apakah ini suatu kebetulan yang aneh? Atau manifestasi dari kutukan Tutankhamun yang telah berlangsung selama berabad-abad, kutukan terlalu jahat, kematian misterius dan terlalu mematikan bagi dunia modern untuk dipahami. Dan kutukan itu masih mematikan sampai hari ini. Dinding ruang pemakaman tertutup dari anak Firaun itu dilanggar untuk pertama kalinya stelah 3.000 tahun pada tanggal 17 Februari 1923.
Arkeolog Howard Carter berbisik terengah-engah bahwa ia bisa melihat “hal aneh” saat ia memandang kagum pada harta karun Tutankhamun. Bersama-sama dengan Carter yang tergila-gila melihat harta emas, permata, batu mulia dan relik berharga lainnya, mereka mengabaikan peringatan mengerikan ditulis berabad-abad yang lalu untuk mengusir perampok kuburan. Dalam hieroglif kuno di atas kepala mereka, ada tertulis: “Kematian akan datang kepada mereka yang mengganggu tidur dari firaun.”

Carnarvon Tuhan tidak pernah menganggap enteng ancaman imam tinggi Mesir kuno. Di Inggris sebelum ekspedisi telah ditetapkan, ia telah berkonsultasi dengan seorang mistik yang terkenal hari, Count Hamon, yang memperingatkan dia: “Lord Carnarvon tidak boleh masuk makam. Itu berbahaya. Jika diabaikan akan menderita sakit. Tidak sembuh. Kematian akan datang segera”.
Pada tanggal 5 April 1923, hanya 47 hari setelah pelanggaran terhadap ruang tempat istirahat Tutankhamun, Carnarvon 57 tahun, meninggal dari gigitan nyamuk dan terinfeksi. Pada saat kematiannya di Hotel Continental Kairo, lampu-lampu di kota padam secara bersama-sama selama beberapa menit. Dan jika bukti lebih lanjut dibutuhkan bahwa itu memang sebuah kekuatan aneh yang sedang bekerja, ribuan mil jauhnya di Inggris, di rumah negara Lord Carnarvon itu, anjingnya mulai melolong bagai sebuah ratapan, darahnya mengental keluar yang mengejutkan staf rumah tangga pada tengah malam. Itu berlanjut sampai satu lolongan terakhir, ketika makhluk yang menyiksa itu berbalik dan anjing meninggal.

Tak lama setelah kematian Carnarvon itu, arkeolog lain Arthur Mace, seorang anggota terkemuka dari ekspedisi ini, pergi ke sebuah tempat di Continental Hotel setelah mengeluh kelelahan. Dia meninggal segera setelah itu, membuat ekspedisi medis dan dokter setempat bingung. Kematian lanjutan dari kutukan, pastinya. Seorang teman dekat Carnarvon, George Gould membuat perjalanan ke Mesir ketika ia mengetahui nasib temannya. Sebelum meninggalkan pelabuhan untuk perjalanan ke Kairo ia melihat ke dalam kubur itu. Keesokan harinya ia pingsan dengan demam tinggi; dua belas jam kemudian ia sudah mati.

Ahli radiologi Archibald Reid, seorang pria yang menggunakan X-ray teknik untuk menentukan umur dan penyebab kematian Tutankhamun, dikirim kembali ke Inggris setelah mengeluh kelelahan. Dia meninggal tak lama setelah mendarat. Sekretaris pribadi Carnarvon, Richard Bethell, ditemukan tewas di tempat tidur akibat gagal jantung empat bulan setelah penemuan makam. Korban terus meningkat. Joel Wool, seorang industrialis Inggris terkemuka saat itu, mengunjungi situs tersebut dan meninggal beberapa bulan kemudian dari demam yang tidak bisa dipahami dokter.
Enam tahun setelah penemuan ini, 12 dari mereka yang hadir ketika makam dibuka sudah mati. Dalam lebih dari tujuh tahun hanya tinggal dua tim ekskavator masih hidup. Setengah dari saudara Lord Carnarvon ternyata bunuh diri dalam keadaan gila, dan 21 orang lainnya yang terlibat dalam penggalian juga mati. Dari pelopor penggalian pertama, hanya Howard Carter hidup sampai usia lanjut, meninggal pada tahun 1939 dari penyebab alami. Lainnya mengalami kematian misterius.
Mohammed Ibrahim, direktur benda purbakala Mesir, pada tahun 1966 berdebat dengan pemerintah yang membiarkan harta karun dari kuburan kuno itu meninggalkan Mesir untuk sebuah pameran di Paris. Dia memohon otoritas untuk memungkinkan relik tinggal di Kairo karena dia telah menerima mimpi buruk mengerikan apa yang akan terjadi padanya jika Tutankhamun meninggalkan negara mesir. Ibrahim setelah pertemuan dengan pejabat pemerintah, melangkah keluar terjadilah seperti apa yang tampak dalam mimpinya pada hari yang cerah, ditabrak mobil dan tewas seketika.
Mungkin bahkan lebih aneh adalah kasus Richard Adamson yang oleh 1969, ia telah kehilangan istrinya dalam waktu 24 jam setelah berbicara melawan kutukan itu. Anaknya patah punggung dalam kecelakaan pesawat ketika ia berbicara mengenai hal itu lagi. Masih skeptis, Adamson, yang bekerja sebagai penjaga keamanan Lord Carnarvon, menantang kutukan dalam wawancara dengan televisi Inggris, di mana ia masih mengatakan bahwa ia tidak percaya kutukan itu. Kemudian malam itu, saat ia meninggalkan studio televisi, ia terempar dari taksi ketika taksi terbalik, ia dimasukkan ke dalam rumah sakit dengan patah tulang dan memar. Bapak dari Adamson yang berusia 70 tahun, terpaksa mengakui: “Sampai sekarang saya menolak untuk percaya bahwa nasib buruk keluarga saya ada hubungannya dengan kutukan. Tapi sekarang saya tidak begitu yakin dengan pernyataan saya”.
Mungkin manifestasi paling menakjubkan dari kutukan itu terjadi pada tahun 1972, ketika harta dari makam diangkut ke London untuk sebuah pameran bergengsi di Museum Inggris. Korban nomor satu adalah Dr Gamal Mehrez, pengganti Ibrahim di Kairo sebagai direktur barang antik. Dia mengejek legenda, mengatakan bahwa seluruh hidupnya telah dihabiskan di Mesir Kuno dan bahwa semua kematian dan kemalangan selama beberapa dekade murni adalah kebetulan. Dia meninggal malam itu setelah mengawasi kemasan relik untuk transportasi ke Inggris dengan pesawat Royal Air Force.
Para anggota awak pesawat mengalami kematian, cedera, kecelakaan dan bencana di tahun-tahun berikutnya, ternyata Tutankhamun mengutuk penerbangan itu. Penerbang Letnan Rick Laurie meninggal pada tahun 1976 karena serangan jantung. Istrinya menyatakan:
“Ini adalah kutukan Tutankhamun, kutukan itu telah membunuhnya”.
Ken Parkinson, seorang insinyur penerbangan mengalami serangan jantung setiap tahun pada saat yang sama sebagaimana penerbangan pesawat Britannia yang membawa harta itu ke Inggris sampai akhir tahun 1978. Sebelum misi mereka ke Mesir tidak satu pun dari prajurit mengalami ganggua jantung, dan itu sesuai yang diucapkan oleh dokter militer. Selama penerbangan, Chief Officer Teknis Ian Lansdown menendang peti yang berisi topeng kematian anak raja, “Saya baru saja menendang hal yang paling mahal di dunia,” timpal dia. Kemudian sebuah tangga misterius patah di bawahnya dan kakinya yang menendang peti rusak parah. Saat itu di plester selama hampir enam bulan.
Penerbangan Letnan Jim Webb, yang naik pesawat terbang, kehilangan segala miliknya setelah kebakaran menghancurkan rumahnya. Seorang pelayan, Brian Rounsfall, pada penerbangan pulang mengaku bermain kartu pada sarkofagus Tutankhamun dan mengalami dua serangan jantung. Dan seorang petugas wanita di dalam pesawat itu dipaksa meninggalkan RAF setelah operasi serius.
Teori yang paling menarik untuk menjelaskan legenda kutukan itu diajukan oleh ilmuwan atom Louis Bulgarini pada tahun 1949. Dia menulis:
“Suatu kemungkinan bahwa orang Mesir kuno menggunakan radiasi atom untuk melindungi tempat-tempat suci mereka. Lantai makam bisa ditutupi dengan uranium. Atau biasa juga kuburan yang telah selesai dijaga dengan batu radioaktif. Batuan yang mengandung emas dan uranium ditambang di Mesir. Radiasi tersebut dapat membunuh seorang pria perhari”

Artikel Terkait :

0 komentar:

Posting Komentar

Banner Link Sahabat